Tuesday, July 30, 2013

Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh



Pembaca yang dirahmati Alloh, Romadhon adalah bulan Mulia yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an sebagai pedoman hidup yang dijamin kebenarannya. Al-Qur’an adalah pedoman yang harus kita pegang teguh dengan mengimaninya dan mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara.

Sesungguhnya, Al-Qur’an memiliki keagungan, keajaiban, keindahan dan pesona yang menakjubkan. Inilah yang juga diakui bangsa jin ketika pertama kali mendengar lantunan Al-Qur’an yang dibacakan Rosululloh SAW, secara spontan mereka berucap, “sesungguhnya, kami telah mendengar Al-Qur’an sebagai sesuatu yang menakjubkan” [QS Al-Jin:1]

Al-Qur’an adalah tali Alloh yang kokoh, dengan perantaraannya Dia memberi kita petunjuk dan melindungi hamba yang dipilihnya. Saat ini --pada saat kita senantiasa terkepung dengan beragam musibah dan bencana--tiada lagi Rosululoh yang hadir di tengah-tengah kita untuk memberi petunjuk dan nasehatnya. Namun, di depan kita terdapat Al-Qur’an, Kitabulloh yang menjelaskan segalanya kepada kita. Firman-Nya:

Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab [Al-Qur’an] untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri” [QS.An-Nahl:89].

Kitabulloh ini, sebagaimana yang disifati Rosululloh SAW seperti air hujan deras yang turun pada saat bumi telah kering dan mati, ketika manusia tengah dahaga dan sangat membutuhkannya. Dengan hujan itu, tanah yang gersang bisa tumbuh kembali dengan subur dan manusia bersuka cita dengannya. [QS Al Hadid:17]

Maka, sudah sepatutnya bagi setiap muslim untuk selalu memperhatikan dan men-tadabburi, membaca dan menghayatinya, bukan sekedar mendengarkan atau membacanya di mushaf semata.

Permisalan yang pasti sangat berharga

Sesungguhnya, Al-Qur’an banyak menyebutkan perumpamaan tentang kejadian sesuatu. Semuanya dimaksudkan agar setiap manusia mau mengambil pelajaran darinya. Kisah-kisah umat terdahulu bukan merupakan dongeng pengantar tidur, cerita bohong, atau sekedar rekreasi spiritual yang setelah membacanya manusia kembali kepada habitatnya masing-masing, tanpa pernah berfikir sedikitpun bahwa ternyata kisah tersebut dimaksudkan untuk dirinya. Ketika Alloh menceritakan kisah umat Nabi Nuh as yang ditenggelamkan banjir bah maka yang diinginkan Alloh adalah agar umat setelahnya tidak berbuat sebagaimana yang mereka perbuat. Alloh juga membuat permisalan tentang Alam Semesta, tumbuh-tumbuhan dan binatang, gunung dan laut bahkan binatang yang amat kecil; seperti semut dan nyamuk.

Masih Berlaku Untuk Kita

Al-Qur’an baru akan menjadi petunjuk dan pedoman bagi setiap muslim manakala dia meyakini bahwa kisah dan perumpamaan yang Alloh berikan ditujukan untuk dirinya, bukan hanya untuk kaum yang hidup pada masa lalu. Inilah yang difahami oleh Umar ra sebagaimana khutbahnya di depan para sahabat, “kaum-kaum itu telah berlalu dan tidak ada lagi yang dimaksudkan oleh Kitabulloh itu selain diri kalian

Alloh menjelaskan masih berlakunya Kisah Fir’aun dan sekutunya sebagai pelajaran untuk generasi sekarang, sebagaimana firman-Nya:

Dan (juga) Qarun, Fir’aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu). Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. [QS Al Ankabut:39-43]

Perumpamaan diatas menunjukkan kondisi umat Islam  hari ini, yang masih diselimuti kelemahan, kehinaan dan kekalahan. Sementara kondisi musuh-musuh Islam berada di puncak kebiadabannya dalam menodai dan menindas kehormatan kaum muslimin. Hari ini keadaan umat Islam benar-benar mirip dengan kondisi Bani Isroil ketika berada dalam kediktatoran Rezim Fir’aun. Tak seorang pun—bahkan, tak satu wilayahpun—yang mampu tegak dan bangkit menantang kebiadaban Fir’aun. Semuanya takluk dibawah kekuasaan dan undang-undangnya. Bagi yang berani menantang,  maka dia telah siap menjalani hidupnya dalam gelapnya penjara, liciknya tipudaya dan kebiadaban siksaannya.

Apa yang Sesuai Saat Ini?

Hubungan perumpamaan dengan realita terkini benar-benar dapat tergambar jelas dan terang, bagaikan terangnya matahari ketika tepat di atas ubun-ubun kita. Jika seluruh manusia hari ini banyak berbicara kekejaman Amerika dan aliansi Negara kafir dan munafik pendukungnya dalam menindas umat Islam di berbagai Negara maka benarlah Amerika telah menjelma sebagai Fir’aun abad ini. Sedangkan kaum muslimin tak jauh beda dengan kondisi Bani Isroil saat hidup dalam penindasannya.

Bisa disimpulkan bahwa semua bentuk kebiadaban dan kejahatan yang dilakukan Fir’aun Mesir juga menjadi karakter Amerika dan sekutunya; bagaikan pinang dibelah dua!. Sesungguhnya, adalah sunnatulloh bahwa apa yang menimpa dan terjadi masa lalu juga terjadi sekarang dan juga pada waktu yang akan datang. Peristiwa lampau itu bisa hadir kembali dengan nama, tempat, tokoh, waktu dan karakter berbeda, namun memiliki makna dan kandungan yang sama. Tak jarang satu sama lainnya saling mendukung dan menguatkan. Hanya orang-orang yang selalu mentadabburinya saja yang bisa mengambil pelajaran. “Sungguh, benar-benar dalam kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang yang memiliki mata hati”. [QS. Yusuf:111]. Wallohu’alam bish showwab. dawlam

0 comments:

Post a Comment

Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh,

Peraturan Komentar :
[-] Harap memberi salam terlebih dahulu.
[-] Boleh memberi link, tetapi jangan Link Hidup!
[-] Blog ini Dofollow, Komentar yang bermanfaat.
[-] Dilarang menggunakan kata jorok, meso, dll.

Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.