Sunday, July 28, 2013



"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Refleksi Ramadhan 

Minggu ini seluruh umat Islam dipastikan sudah menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Hampir seluruh umat Islam yang beriman menjalankan ibadah di bulan penuh berkah ini. 

Namun biasanya kita juga melihat ada yang kontras ketika Ramadhan tiba. Masjid-masjid penuh. Bukan untuk beribadah membaca al-Quran, tetapi banyak umat Islam yang berleha-leha, tidur-tiduran menghabiskan waktu siang mereka. Produktivitas kerja menurun. Nuansa bermalas-malasan terlihat. Seakan-akan puasa menjadi legitimasi sebagian dari kita untuk bermalas-malasan dan mengurangi aktivitas sepanjang menjalankan ibadah puasa. 

Di bulan Ramadhan Rasulullah dan para sahabat tidak bermalas-malasan, atau tidur-tiduran, mereka berjihad untuk meninggikan kalimat Allah SWT. Ramadhan memuat makna-makna iman pada jiwa manusia, mengilhami mereka arti agama yang hanif, dan memantapkan kepribadian Muslim yang hakiki.

Kesempatan Ramadhan yang di dalamnya dijanjikan rahmat (karunia), maghfirah (ampunan), dan itqun min al-nar (pembebasan dari api neraka), sesungguhnya momentum ideal menemukan solusi banyak hal bagi umat. Puasa yang benar dapat membangunkan hati Mukmin yang ‘tertidur’ sehingga merasakan muraqabatullah (perasaan diawasi Allah).

Makna Syar’i Jihad

Dalam sejarah Nabi Muhammad SAW, Ramadhan menjadi bulan jihad. Banyak peristiwa bersejarah yang mencatat bahwa Ramadhan menjadi bulan jihad umat Islam. 

Makna syar’i jihad adalah : Upaya mengerahkan segenap kemampuan dalam berperang di jalan Allah secara langsung, atau membantunya dengan harta, dengan (memberikan) pendapat/pandangan, dengan banyaknya orang maupun harta benda, ataupun yang semisalnya.(Ibn Abidin, Radd al-Mukhtâr, III/336)

Upaya mengerahkan segenap jerih payah dalam memerangi kaum kafir.(Lihat: Ibn Hajar al-Ashqalani, Fath al-Bari Syarh Shahîh al-Bukhâri; Asy-Syaukani, Nayl al-Awthâr; As-Zarqani, Syarh az-Zarqani) 

“Al-Jihad adalah memerangi orang-orang kafir, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh mencurahkan kekuatan dan kemampuan, baik berupa perkataan maupun perbuatan” [An-Nihayah fii Gharibil-Hadits oleh Ibnu-Atsir 1/261:Maktabah Al-Misykah].

Jihad Di Bulan Ramadhan

Tinta emas Sejarah telah mencatat bahwa pada bulan suci Ramadhan penuh dengan kisah kesuksesan dan kemenangan besar yang mampu diraih umat Islam. Ini sekaligus membuktikan bahwa Ramadhan bukanah bulan malas dan lemah, akan tapi merupakan bulan kuat, bulan jihad, dan bulan kemenangan. Berikut beberapa rentetan peperangan sekaligus kemenangan yang pernah terjadi pada bulan Ramadhan:

Ramadhan 2H 

Perang Badar : Ibnu Hisyam menyatakan perang ini merupakan kemenangan pertama yang menentukan kedudukan umat Islam dalam menghadapi kekuatan kemusyrikan dan kebatilan. Perang ini terjadi pada pagi Jumat, 17 Ramadhan 2H di Badar. Kemenangan lebih kurang 300 orang tentera Islam di bawah pimpinan Rasulullah ini mengalahkan lebih kurang 1000 orang tentera musyrikin Mekah.

Ramadhan 5H 

Perang Khandaq : Persiapan dilakukan dengan mengali parit (khandaq) sekeliling kota Madinah. Strategi ini ini tidak pernah digunakan oleh bangsa Arab. Hal ini diusulkan Salman Al-Farisy. Peperangan ini terjadi pada bulan Syawal dan berakhir pada bulan Dzulkaidah setelah pasukan muslimin berjaya memecah belah pasukan musuh.

Ramadhan 8 H 

Fathul Makkah : Rasulullah SAW keluar dari Madinah pada 10 Ramadhan dalam keadaan berpuasa. Mekah jatuh ke tangan kaum muslimin tanpa pertumpahan darah. Penaklukan itu terjadi pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

Ramadhan 9 H 

Perang Tabuk : Pada tahun 629 M Rasulullah Saw. memutuskan untuk melakukan aksi preventif,yakni ekspedisi ke wilayah tabuk yang berbatasan dengan romawi. Setelah sampai di Tabuk, umat Islam tidak menemukan pasukan Bizantium ataupun sekutunya.

Ramadhan 10 H 

Ekspedisi Yaman : Rasulullah Saw mengutus pasukan dibawah pimpinan Saidina Ali Ra, ke Yaman dengan membawa surat Nabi. Satu suku yang berpengaruh di Yaman langsung menerima Islam dan masuk Islam pada hari itu juga. Mereka sholat berjamaah bersama Imam Ali ra. pada hari itu.

Ramadhan 92 H 

Pembebasan Spanyol : Panglima tentera Islam, Tariq bin Ziyad memimpin 12.000 tentera Islam berhadapan dengan tentera spanyol berjumlah 90.000 yang diketuai sendiri oleh Raja Frederick. Pada peperangan ini, untuk menambah semangat pasukannya, Tariq bin Ziyad membakarkan kapal- kapal perang mereka sebelum bertempur dengan tentera Raja Frederick. Beliau berkata, ”Sesungguhnya, syurga Allah terbentang luas di hadapan kita, dan dibelakang kita terbentangnya laut. Kamu semua hanya ada dua pilihan, apakah mati tenggelam , atau mati syahid.”

Ramadhan 584 H 

Pembebasan Palestina : Panglima tentera Islam, Salahuddin Al-Ayyubi mendapat kemenangan besar atas tentera Salib. Tentera Islam menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai oleh tentera Salib. Ketika bulan Ramadhan, penasihat-penasihat Salahuddin menyarankan agar dia istirahat kerana risau ajalnya tiba. Tetapi Salahuddin menjawab “Umur itu pendek dan ajal itu sentiasa mengancam”. Kemudian tentera Islam yang dipimpinnya terus berperang dan berjaya merampas Benteng Shafad yang kuat. Peristiwa ini terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan.

Ramadhan 658 H 

Perang Ain Jalut : Saat tentera tartar memasuki Baghdad, mereka membunuh 1.8 juta kaum Muslimin. Musibah ini disambut oleh Saifudin Qutuz, pemerintah Mesir ketika itu dengan mengumpulkan semua kekuatan kaum muslimin untuk meghancurkan tentera Tartar dan bertemu dengan mereka pada Jumat, 6 September 1260 M di Ain Jalut. Peperangan ini turut disertai oleh isteri Sultan Saifudin Qutuz, Jullanar yang akhirnya syahid di medan pertempuran.

Ramadhan adalah sarana yang sangat efektif menghadirkan internalisasi nilai kebajikan guna menghadapi berbagai tantangan yang muncul di tengah masyarakat. Ramadhan satu bulan penuh, Muslim di-training oleh SuperTrainer-nya, yaitu Allah SWT, Dzat yang Maha segala-galanya. Tentu hasilnya akan juga luar biasa, bila itu dilakukan dengan penuh keseriusan dan mendamba ridha Allah.

Perlu bagi umat untuk kembali merenungkan ungkapan terakhir dari surat al-Baqarah:183 adalah la’allakum tattaqun yang hendaknya dimaknai agar dapat merealisasikan nilai-nilai muraqabatullah, ketaatan, dan kasih sayang secara terus-menerus, tidak hanya di saat bulan Ramadhan.

1 comments:

Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh,

Peraturan Komentar :
[-] Harap memberi salam terlebih dahulu.
[-] Boleh memberi link, tetapi jangan Link Hidup!
[-] Blog ini Dofollow, Komentar yang bermanfaat.
[-] Dilarang menggunakan kata jorok, meso, dll.

Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.